Inti dari Penerapan OHSAS 18001
OHSAS 18001 sebagai panduan bagi Anda yang hendak menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001 di perusahaan Anda.
- Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko (Berdasarkan klausul 4.3.1)
- Prosedur Evaluasi Kesesuaian Terhadap Persyaratan Hukum, Peraturan, Serta Perundang-undangan tentang K3 yang Berlaku (Berdasarkan klausul 4.3.2 dan 4.5.2)
- Prosedur Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran (Berdasarkan klausul 4.4.2)
- Prosedur Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi (Berdasarkan klausul 4.4.3)
- Prosedur Pengendalian Dokumen (Berdasarkan Klausul 4.4.5)
- Prosedur Pengendalian Operasional (Berdasarkan Klausul 4.4.6)
- Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (Berdasarkan Klausul 4.4.7)
- Prosedur Pengukuran Kinerja dan Pemantauan (Berdasarkan Klausul 4.5.1)
- Prosedur Penyelidikan dan Analisis Insiden (Berdasarkan klausul 4.5.3.1)
- Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan (Berdasarkan Klausul 4.5.3.2)
- Pengendalian Catatan / Rekaman (Berdasarkan Klausul 4.5.4)
- Prosedur Audit Internal (Berdasarkan klausul 4.5.5)
Bila kita perhatikan daftar prosedur di atas maka kita dapat melihat bahwa prosedur wajib OHSAS 18001 sangat mirip dengan ISO 14001 baik dari sisi judul maupun struktur klausul. Ini dikarenakan OHSAS 18001 dan ISO 14001 memiliki struktur penomoran klausul yang identik. Bedanya hanya pada obyek pembahasan. OHSAS 18001 fokus pada pembahasan yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan pekerja sedangkan ISO 14001 fokus pada hal yang berkaitan dengan lingkungan (tanah, air, udara).
Inti penerapan OHSAS 18001 ada pada pengidentifikasian bahaya, penilaian dan pengendalian resiko yang biasa disebut dengan HIRAC (Hazard Identification, Risk Assesment, and Control). Perusahaan yang hendak menerapkan OHSAS 18001 dituntut untuk mengidentifikasi semua kegiatan yang ada di perusahaannya yang memiliki potensi bahaya bagi pekerja baik yang bersifat bahaya ringan, sedang, maupun besar. Langkah selanjutnya adalah menilai seberapa besar resiko yang mungkin timbul dari potensi bahaya tersebut. Terakhir, perusahaan dituntut untuk dapat memberikan tindakan pengendalian yang sesuai dengan tingkat bahaya dan resiko yang ada. Barulah setelah itu, perusahaan bisa menggunakan kedua belas prosedur di atas untuk memastikan penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja berjalan dengan baik.
sumber: konsultaniso