Memahami Kegunaan ISO 9001 bukan Pasalnya
Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh perusahaan yang belum mengetahui ISO 9001: “Apa sih gunanya ISO 9001? Customer kami tidak minta ISO 9001, lalu buat apa kita ISO 9001? Dengan adanya ISO 9001 cost jadi naik, jadi tambah repot”.
Menjawab pertanyaan ini, kami sering mengilustrasikan ISO 9001 seperti franchise. Franchise makanan yang baik memiliki standar yang jelas, yang harus diikuti oleh karyawan, sehingga rasa masakan bisa sama di setiap cabang. Rasa masakan tidak tergantung dari koki yang memasak makanan tersebut.
Menerapkan ISO 9001 artinya membuat standar yang menjadi pedoman dalam operasional perusahaan. Perusahaan yang baik akan lebih bergantung pada sistem, bukan orang. Kenapa harus bergantung pada Sistem? Karena orang pada saatnya akan berganti, baik karena regenerasi, pensiun, atau pindah ke perusahaan lain. Jika perusahaan tidak memiliki pedoman operasional yang baku, maka cara kerja akan berubah-ubah tergantung pada mandornya. Saat mendapat mandor yang baik, maka hasilnya akan baik, namun saat mandornya tidak baik, hasilnya juga akan menjadi tidak baik.
ISO 9001 mengarahkan perusahaan memiliki “PEDOMAN OPERASIONAL YANG TERBAIK UNTUK MENGHASILKAN KUALITAS YANG TERBAIK”.
ISO 9001 tidak berisi aturan yang harus diikuti, namun berisi pedoman bagi perusahaan yang ingin memiliki sistem operasional yang baik. Bagi pemimpin atau perusahaan yang masih mencari petunjuk bagaimana mengelola operasional yang baik, perusahaan dapat menggunakan ISO 9001 sebagai referensi. Terlepas perusahaan akan disertifikasi atau tidak, ISO 9001 bisa menjadi referensi pedoman yang cukup lengkap dalam mengelola operasional perusahaan.
Dalam menjelaskan ISO 9001, kami tidak menaruh fokus pada penjelasan pasal-pasal seperti layaknya belajar Undang-undang. Tetapi kami lebih berfokus pada “Reason Behind”, yakni alasan yang melatar belakangi adanya pasal tersebut.
Sebagai contoh, persyaratan ISO 9001 menuntut adanya management review. Kami menjelaskan bahwa management review adalah melakukan evaluasi pencapaian kinerja. Semua perusahaan tentunya harus memiliki meeting rutin membahas pencapaian kinerja dan melakukan tindakan aksi saat kinerja yang telah ditetapkan tidak tercapai. Business plan meeting yang biasa dilakukan oleh perusahaan bisa dianggap sebagai management review.
Jangan fokus mempelajari interpretasi dari pasal, tetapi pelajari reason behind dari persyaratan tersebut sehingga kita bisa mengetahui alasan dan kegunaannya. Dengan memahami kegunaannya, perusahaan atau pemimpin menjadi sadar bahwa hal tersebut memang perlu dan bagus untuk perusahaan.