Tugas Teknisi K3 Listrik di Perusahaan

Tugas Teknisi K3 Listrik cukup penting di ranah perusahaan. Apa saja yang termasuk tugas teknisi k3 listrik? Simak penjelasan berikut.

Keberadaan seorang yang kompeten pada bidang listrik seperti teknisi k3 listrik cukup penting andil nya di perusahaan. Apa saja sih tugas nya?

Tugas Teknisi K3 Listrik

tugas teknisi k3 listrik

Melaksanakan Pekerjaan Pemasangan Instalasi Listrik

Instalasi listrik dalam suatu gedung perusahaan atau pabrik atau perusahaan adalah hal krusial yang harus dipikirkan ketika melaksanakan pembangunan.

Suatu proses produksi tidak akan berjalan dengan lancar jika instalasi listrik terganggu.

Bayangkan betapa besar kerugian yang bisa ditimbulkan jika pabrik atau perusahaan besar mengalami gangguan dalam instalasi listrik walaupun hanya beberapa jam saja. Target produksi akan mundur dan itu membuat cost bertambah.

Kebutuhan instalasi listrik bukanlah suatu hal yang mudah diperoleh mengingat tingginya tanggung jawab dan beban yang diberikan. Ini berkaitan dengan pengelolaan instalasi dan jalur pendistribusian listrik pada masing-masing bagian dalam suatu pabrik.

Pemasangan Instalasi listrik untuk sebuah pabrik atau perusahaan memerlukan perancangan yang cukup detil.

Selain itu, apabila terdapat kesalahan pada saat melakukan instalasi akan berdampak fatal karena ini dapat berkaitan dengan keselamatan, yang bisa mengantarkan pada kecacatan bahkan mungkin kematian dalam prosedur kerja.

Maka, instalasi listrik juga perlu memperhatikan keselamatan karyawan, jangan diletakan di tempat-tempat yang banyak orang melintas apalagi dengan kabel-kabel yang begitu banyak.

Melakukan Perawatan Instalasi Listrik

Setelah melakukan pemasangan instalasi listrik, tentunya penting juga untuk melakukan perawatannya. Hal itu penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi.

Mempergunakan Alat Ukur Listrik

Alat ukur listrik adalah instrumen atau peralatan yang digunakan untuk mengukur besaran daya, tegangan, arus, maupun resistensi baik listrik yang mengalir ataupun keberadaan arus listrik.

Teknisi listrik memerlukan alat ukur ini untuk mengukur aktivitas listrik baik itu arus lemah ataupun kuat.

Beberapa contoh alat ukur listrik antara lain ohmmeter, voltmeter, amperemeter dan masih banyak lagi.

Mengoperasikan Instalasi Listrik

Pengoprasian instalasi listrik bukan hal yang mudah, sehingga dibutuhkan oleh teknisi k3 listrik yang sudah kompeten dan berpengalaman.

Baca juga: Peraturan k3 listrik sesuai prosedur kerja

Mengidentifikasi dan Mendeteksi Bahaya Listrik

Seorang teknisi k3 listrik harus dapat mengidentifikasi dan menganalisis risiko ini adalah “penilaian risiko” atau biasa kita kenal juga dengan risk assessment. Penilaian risiko mengikuti urutan tiga langkah sederhana berikut ini:

1. Identifikasi Bahaya yang ada

Langkah awal dalam melakukan penilaian risiko dari bahaya listrik adalah dengan mengidentifikasi setiap sumber potensial cedera listrik di ruang kerja yang digunakan.

2. Nilai risiko yang terkait dengan bahaya tersebut

Setelah mengidentifikasi setiap sumber potensial cedera listrik yang ada, langkah selanjutnya adalah menilai risiko bahaya tersebut.

“Risiko” mengacu pada kombinasi ide: tingkat keparahan cedera dan kemungkinan terjadinya cedera.

Mulailah dengan memberi peringkat keparahan cedera potensial ke dalam salah satu kategori ini:

  • Cedera fatal atau mengubah hidup, secara permanen mencegah kembali bekerja
  • Cedera parah, membutuhkan rawat inap
  • Kerusakan yang dapat dibalik, membutuhkan perhatian medis profesional
  • Cedera ringan, hanya membutuhkan pertolongan pertama

Urutkan tingkat kemungkinan terjadinya cedera, dengan menggunakan parameter sederhana berikut ini:

  • Seberapa sering seorang pekerja akan terpapar – sekali dalam satu jam, sekali sehari, sebulan sekali, atau setahun sekali?
  • Ketika seorang pekerja terpapar, seberapa besar kemungkinan paparan itu benar-benar menghasilkan peristiwa yang berbahaya?
  • Jika terjadi peristiwa berbahaya, seberapa besar kemungkinan pekerja dapat membatasi atau menghindari cedera?

Hubungkanlah tingkat keparahan cedera potensial dengan kemungkinan cedera yang terjadi hingga menghasilakan perkiraan risiko total untuk pekerjaan yang diberikan.

Ketika menilai kemungkinan suatu peristiwa berbahaya, sering kali kita menganggap bahwa pekerja yang bertugas memiliki informasi yang cukup dan menggunakan peralatan dengan benar.

Ini akan menghasilkan hasil penilaian yang tidak konsisten dan terlalu optimis, yang pada akhirnya menyebabkan rasa aman yang salah. Cobalah selalu membayangkan skenario terburuk, mengingat “Hukum Murphy” dalam pikiran – jika itu bisa salah, itu mungkin akan terjadi.

3. Terapkan kontrol untuk membatasi risiko itu

Setelah mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko masing-masing proses, kini saatnya melihat di mana tindakan diperlukan. Langkah-langkah yang dapat ambil untuk melindungi pekerja harus mengikuti hirarki pengendalian risiko, sehingga pendekatan yang paling efektif dapat dicoba terlebih dahulu. Banyak bahaya akan membutuhkan lebih dari satu tindakan perlindungan yang harus diambil. NFPA menjelaskan urutan ini:

  • Pengendalian Teknik: seperti penghalang dan peralatan yang dirancang ulang, yang dapat menghilangkan bahaya sepenuhnya atau memberikan pemisahan fisik antara bahaya dan pekerja
  • Perangkat Peringatan: seperti tanda dan label, yang memastikan bahwa pekerja dan pengunjung mengetahui bahaya sebelum mereka terpapar
  • Prosedur: termasuk rencana dan instruksi tertulis, yang memberikan panduan khusus kepada pekerja tentang melakukan tugas yang diberikan dengan aman
  • Pelatihan: menjelaskan apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan, dan alasan di balik langkah-langkah tersebut, yang memberi pekerja latar belakang keselamatan umum yang berlaku untuk situasi serupa
  • Alat Pelindung Diri (APD): seperti sarung tangan dan pelindung wajah, yang menawarkan garis pertahanan terakhir bagi pekerja yang terpapar bahaya.

Melakukan Tindakan Pertolongan Pertama Kecelakaan Listrik

Teknisi k3 listrik yang kompeten seharusnya sudah ahli dalam melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan listrik.

Pertolongan pertama tersengat listrik

Seseorang yang menjadi korban sengatan listrik harus segera diberikan pertolongan. Adapun beberapa upaya yang bisa Anda lakukan jika mendapati adanya korban sengatan listrik, yaitu:

  • Segera hubungi layanan gawat darurat rumah sakit terdekat.
  • Jangan menyentuh orang yang tersengat listrik dengan tangan Anda.
  • Cabut sumber benda yang masih tercolok listrik atau matikan sumber listrik.
  • Jika Anda tidak dapat mematikan sumber listrik, cobalah untuk menggeser orang tersebut dari sumber listrik. Sebelum melakukan ini, pastikan Anda berdiri di permukaan yang kering―seperti di atas keset berbahan karet atau tumpukan buku. Anda juga bisa mendorong orang tersebut agar jauh dari sumber listrik dengan menggunakan benda berbahan kayu yang kering―misalnya gagang sapu.
  • Setelah berhasil menjauhkan orang tersebut dari sumber listrik, cobalah ajak berbicara dan cek responsnya sembari menunggu pertolongan medis datang.

Untuk mencegah terjadinya sengatan listrik, Anda sebaiknya:

  • Gunakan pengaman atau penutup colokan listrik yang aman untuk anak
  • Jauhkan sumber listrik, termasuk kabel, dari jangkauan anak.
  • Ikuti buku petunjuk saat sedang menggunakan peralatan yang tersambung dengan listrik. Selalu matikan sumber listrik saat akan mereparasi kabel.
  • Hindari menggunakan peralatan yang tersambung listrik saat mandi atau kondisi tubuh sedang basah.
  • Jangan pernah menyentuh peralatan listrik saat sedang menyentuh keran atau pipa air.
  • Saat sedang banyak petir, hindari tempat terbuka. Sebaiknya cari tempat berlindung atau hindari keluar rumah.
Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Call Now ButtonCall for More Info
error: ?
WhatsApp WhatsApp us